Tribunjogja.com - Mempertahankan gelar liga bukanlah hal yang mudah, beberapa tim juara bahkan gagal meski sudah melakukan berbagai usaha.
Dari cedera tak terduga hingga keputusan manajerial yang kontroversial, upaya mempertahankan gelar ini tercatat dalam sejarah karena berbagai cara yang dipilih ternyata salah.
Di sini, ada tujuh upaya mempertahankan gelar terburuk sepanjang masa dirangkum Tribunjogja.com dari berbagai sumber:
Kejatuhan FC Nürnberg setelah meraih gelar Bundesliga pada tahun 1967-68 adalah sebuah legenda.
Keputusan manajer Max Merkel untuk merombak skuad menjadi bumerang yang spektakuler. Nürnberg menyelesaikan musim berikutnya di zona degradasi, menjadikannya pertahanan gelar terburuk dalam sejarah sepak bola Jerman dan mungkin dunia.
Gelar liga Inggris pertama Manchester City pada tahun 1936-37 diikuti oleh degradasi yang tidak dapat dijelaskan pada musim berikutnya.
Meskipun menjadi pencetak gol terbanyak di liga, pertahanan mereka sangat buruk, sehingga menyebabkan mereka jatuh.
Ini tetap menjadi satu-satunya musim di mana juara bertahan terdegradasi, menjadikannya salah satu musim paling aneh dalam mempertahankan gelar dalam sejarah sepak bola.
Kemenangan Superliga Denmark yang menakjubkan dari Herfølge BK pada 1999-2000 diikuti oleh musim yang buruk.
Klub, dari kota berpenduduk hanya 7.000 orang, anjlok dari juara ke peringkat 11 dalam liga yang berisi 12 tim dan terdegradasi.
Cedera, kepergian pemain kunci, dan ketidakmampuan mereka untuk meniru performa musim sebelumnya menyebabkan kejatuhan mereka.
Kemenangan gelar Divisi Pertama Leeds United pada tahun 1991-92 dengan cepat dibayangi oleh musim Premier League mereka yang buruk pada musim berikutnya.
Meski mempertahankan manajer dan sebagian besar skuadnya, Leeds finis di urutan ke-17, hanya dua poin di atas zona degradasi.
Jakarta (ANTARA) - Juara bertahan Max Verstappen (Red Bull) memprediksi pertarungan untuk memperebutkan gelar juara dunia pada Formula 1 musim 2025 dan 2026 akan berlangsung lebih sengit karena persaingan yang lebih merata.
“Ini luar biasa – empat gelar juara sungguh luar biasa. Tentu saja, saya juga berharap itu tidak berhenti di sini dan saya berharap kita dapat meraih kesuksesan dalam jangka waktu yang lebih lama. Anda sudah dapat melihat tahun ini persaingannya sangat ketat,” kata Verstappen, dikutip dari laman resmi Formula 1, Sabtu.
“Namun, pada tahun (2025 dan) 2026, banyak hal akan berubah dan mungkin beberapa tim lain akan kembali kompetitif. Untuk saat ini, saya pikir sangat penting untuk menikmati momen ini, bangga dengan apa yang telah kami capai sebagai sebuah tim, dan kami akan mencoba lagi tahun depan,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Verstappen merasa lega raih gelar di musim yang intens
Mengenai dinamikanya pada musim 2024, pembalap Belanda itu mengatakan ia dan tim mengalami tahun yang naik-turun karena persaingan lebih ketat di antara seluruh tim.
“Musim ini seperti yang Anda lihat, naik-turun. Kami mengawali tahun dengan sangat baik, semuanya tampak hebat,” kata Verstappen.
“Kompetisi ini menuntut pekerjaan yang hebat, tim banyak meningkatkan mobil mereka dan membuat segalanya jauh lebih sulit bagi kami, khususnya di (klasemen) konstruktor,” ujarnya menambahkan.
Meski demikian, Verstappen mengatakan tim tetap solid bahkan saat mengalami kesulitan di tengah musim dan di bawah tekanan.
Baca juga: McLaren bidik gelar juara dunia tahun depan
“Pada akhirnya saya sangat bangga dengan semua orang di tim. Tentu saja kami tidak berdiri di sini sebagai juara konstruktor, tetapi, di satu sisi, saya pikir kami pantas mendapatkan sedikit lebih banyak di kejuaraan itu,” kata dia.
Setelah kesuksesan terbarunya, Verstappen kini menjadi bagian dari daftar pembalap istimewa dalam sejarah F1 yang menjadi juara dunia empat kali, termasuk di dalamnya adalah Alain Prost dan Sebastian Vettel.
“Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh Anda saat masih kecil. Anda melihat nama-nama itu dan berpikir ‘wow, itu sangat mengesankan’ dan berharap suatu hari Anda bisa naik podium,” kata dia.
Baca juga: Verstappen lagi, Verstappen lagi!
Baca juga: F1 dan Grand Prix Belanda resmi berpisah setelah 2026
Pewarta: Arnidhya Nur ZhafiraEditor: Junaydi Suswanto Copyright © ANTARA 2024
KILAS balik Piala Dunia 2014 menarik dibahas. Sebab, ini jadi momen bersejarah bagi Timnas Jerman yang sukses mengangkat trofi juara di ajang sepakbola paling bergengsi di dunia itu.
Piala Dunia 2014 jadi salah satu gelaran seru dan menarik dari ajang Piala Dunia. Ini jadi edisi ke-20 dari Piala Dunia. Brasil pun menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan pada 12 Juni hingga 13 Juli 2014.
Ajang Piala Dunia 2014 pun diikuti 32 tim. Ada Timnas Bosnia dan Herzegovina yang menjadi satu-satunya tim debutan di Piala Dunia.
Ada 64 pertandingan yang dimainkan di Piala Dunia 2014 di 12 venue yang tersebar di seluruh Brasil. Di Piala Dunia 2014, ini pertama kalinya pertandingan menggunakan teknologi garis gawang, serta semprotan penghilang untuk tendangan bebas
BACA JUGA: 4 Negara yang Jadi Tujuan Thomas Tuchel Selepas Piala Dunia 2022, Nomor 1 Timnas Prancis
Di ajang yang bergengsi itu, Jerman pun sukses unjuk gigi. Mereka melalui perjalanan yang tak mudah untuk menyabet gelar juara ini, termasuk melibas tuan rumah, Brasil, di semifinal.
Mari menilik lebih jauh kilas balik Piala Dunia 2014, jelang dihelatnya lagi Piala Dunia pada tahun ini. Piala Dunia 2022 diketahui akan berlangsung di Qatar pada 20 November hingga 18 Desember 2022.
Jalannya Piala Dunia 2014
Ajang Piala Dunia 2014 dimulai pada 12 Juni, di mana laga Brasil vs Kroasia di Grup A jadi laga pembuka. Tim Samba pun sukses menampilkan kinerja ciamik, di mana menang meyakinkan dengan skor 3-1. Neymar Jr jadi pahlawan kemenangan Brasil dalam laga itu usai mencetak brace.
Kinerja apik Brasil pun berlanjut di fase grup. Mereka meraih kemenangan lagi atas Kamerun dengan skor 4-1 dan ditahan imbang Meksiko 0-0. Berkat hasil tersebut, Brasil melenggang ke 16 besar dengan status juara Grup A. Mereka ditemani oleh Meksiko ke 16 besar.
Di Grup B, ada Belanda yang mengukir perjalanan sempurna dengan menyapu bersih kemenangan di 3 laga yang ada hingga melenggang ke 16 besar. Mereka ditemani oleh Cile yang menjadi runner-up grup usai mengalahkan Spanyol dan Australia.
Beralih ke Grup C, ada Kolombia dan Yunani yang menyegel tiket 16 besar Piala Dunia 2014. Lalu, di Grup D, kejutan hadir. Kosta Rika dan Uruguay berhasil maju ke babak 16 besar usai mengasapi Italia dan Inggris yang sejatinya difavoritkan juara.
Ada momen yang tak terduga juga dalam berjalannya babak penyisihan Grup D Piala Dunia 2014, yang terjadi di laga Urugay melawan Italia. Dalam laga itu, striker Uruguay, Luis Suarez, secara mengejutkan menggigit bek Italia, Giorgio Chiellini. Meski begitu, Uruguay sukses memenangkan laga sengit itu dengan skor 1-0.
Lalu, pada Grup E, Prancis keluar sebagai juar grup, sementara Swiss jadi runner-up. Di Grup F, Argentina yang tampil gacor hingga menjadi juara grup. Mereka ke babak 16 besar ditemani oleh Nigeria.
Pada Grup G, Jerman juga tampil moncer dengan meraup total 7 poin dari 3 laga yang dijalani. Jerman menjadi juara grup, ditemani Amerika Serikat yang menjadi runner-up melenggang ke 16 besar. Terakhir di Grup H, ada Belgia dan Aljazair yang maju ke babak berikutnya.
Duel yang lebih sengit pun tersaji di babak 16 besar. Brasil harus bersusah payah mengalahkan Cile untuk lolos ke perempatfinal. Mereka bahkan harus melewati adu penalti untuk meraih kemenangan.
Begitu juga dengan Jerman, yang menang tipis atas Aljazair di babak 16 besar dengan skor 2-1. Mesut Ozil turut mencatatkan namanya di papan skor dalam kemenangan yang diraih Jerman usai bertanding hingga babak tambahan waktu ini.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Sementara itu, enam tiket tersisa ke babak perempatfinal menjadi milik Kolombia (usai mengalahkan Uruguay 2-0), Belanda (usai kalahkan Meksiko 2-1), Kosta Rika (usai kalahkan Yunani 1-1), Prancis (usai kalahkan Nigeria 2-0), Argentina (usai kalahkan Swiss 1-0), dan Belgia (usai kalahkan Amerika Serikat 2-1).
Di perempatfinal, tuan rumah Brasil pun terus melanjutkan kinerja ciamiknya. Mereka mengalahkan Kolombia dengan skor 2-1. Lalu, Jerman menang susah payah atas Prancis dengan skor 1-0. Gol semata wayang itu dicetak oleh Mats Hummels (13’).
Di partai lainnya, Argentina juga sukses melenggang ke babak perempatfinal usai mengalahkan Belgia dengan skor 1-0. Lalu, Belanda melibas Kosta Rika lewat drama adu penalti.
Pada babak semifinal, Jerman sukses mempermalukan Brasil di hadapan publiknya sendiri yang memenuhi Stadion Mineirao. Laga yang berlangsung pada 8 Juli 2014 itu dimenangkan Der Panzer -julukan Timnas Jerman- dengan skor telak 7-1!
Pesta gol Timnas Jerman dimulai lewat gol cepat Thomas Muller pada menit ke-11. Lalu, Miroslav Klose, Sami Khedira, dan juga brace dari Toni Kroos serta Andre Schurrle sukses membawa timnya menyegel tiket final secara meyakinkan.
Di babak final, Jerman bersua dengan Argentina yang bersusah payah mengalahkan Belanda lewat drama adu penalti. Sebab, skor 0-0 terus terjaga hingga babak tambahan waktu.
Ketangguhan Jerman di Piala Dunia 2014 pun berlanjut ke babak final. Meski dapat perlawanan ketat dari Argentina hingga skor 0-0 terus terjaga hingga akhir laga. Jerman akhirnya meraih kemennagan usai Mario Gotze mencetak gol di babak tambahan waktu. Kemenangan 1-0 itu membawa Timnas Jerman pesta juara di tanah Brasil.
Top skor Piala Dunia 2014 juga menarik dikulik. Gelar ini diberikan kepada pemain andalan Timnas Kolombia, yakni James Rodriguez.
James Rodriguez berhak mendapat sepatu emas Piala Dunia 2014 usai mencetak total 6 gol. Dia pun mengukir sejarah baru sebagai pemain pertama dari Kolombia yang menerima penghargaan tersebut.
Data dan Fakta Piala Dunia 2014:
Jumlah Peserta: 32 Tim dari 5 Konfederasi
Venue: 12 Stadion di 12 Kota
Jumlah Laga yang Dimainkan: 64
Jumlah Gol yang Tercipta: 171 Gol
Jumlah Penonton: 3.429/873 (Rata-Rata 53.592 per Laga)
Top Skor: James Rodriguez (Kolombia)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Jakarta (ANTARA) - Tim asal Merseyside, Liverpool menjadi klub raksasa dan tersukses di Inggris dengan catatan 19 juara Liga Utama, 10 piala EFL, 16 piala Community Shield, dan delapan Piala FA.
The Reds juga menjadi tim Inggris dengan gelar Liga Champions Eropa terbanyak yakni enam piala, tiga gelar Europa League, empat gelar Piala Super Eropa.
Secara total, Liverpool memiliki 67 piala yang terpajang di dalam lemari trofi mereka.
Liga Inggris sendiri pertama kali digelar pada tahun 1888 setelah serangkaian pertemuan yang diprakarsai oleh Direktur Aston Villa, William McGregor.
Di musim pertama diselenggarakan, Preston North End berhasil keluar sebagai juara dengan status "unbeaten".
Liverpool sendiri pertama kali juara pada musim 1900/1901. Pada 1992, Liga Inggris melakukan perubahan format dan nama menjadi English Premier League (EPL).
The Reds total telah merengkuh 19 kali gelar juara sepanjang sejarah liga hingga saat ini.
Sementara pada musim 2024/2025 ini, tim asal kota pelabuhan tersebut menempati posisi puncak klasemen sementara setelah mengoleksi 31 poin dari 12 pertandingan dengan 10 kali menang, 1 kali seri, dan baru 1 kali kalah dalam perjalanannya sejauh ini.
Menarik untuk disaksikan, apakah tim asuhan Arne Slot akan konsisten hingga akhir musim dan menyabet gelar ke-20nya, atau malah akan tersandung oleh tim lain dalam perebutan trofi Liga Inggris musim ini.
Berikut adalah daftar gelar Liverpool dalam Liga Inggris sepanjang sejarah.
1976/77 3-1 vs. Borussia Mönchengladbach (Roma)1977/78 1-0 vs. Club Brugge (London)1980/81 1-0 vs. Real Madrid (Paris)1983/84 1-1 (4-2 in penalty shootout) vs. AS Roma (Roma)2004/05 3-3 (3-2 in penalty shootout) vs. AC Milan (Istanbul)2018/19 2-0 vs. Tottenham Hotspur (Madrid)
1972/73, 1975/76, 2000/01
Piala Super EropaEmpat kali
1977, 2001, 2005, 2019
1964/65, 1973/74, 1985/86, 1988/89, 1991/92, 2000/01, 2005/06, 2021/22
Piala EFL/Piala Carling10 kali
1980/81, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1994/95, 2000/01, 2002/03, 2011/12, 2021/22, 2023/24
Community Shield16 Kali
1906, 1964+, 1965+, 1966, 1974, 1976, 1977+, 1979, 1980, 1982, 1986+, 1988, 1989, 1990+, 2001, 2006
Baca juga: Profil Trent Alexander-Arnold, calon kapten dari akademi Liverpool
Baca juga: Profil Virgil van Dijk, kapten dan tembok tangguh Liverpool & Belanda
Baca juga: Profil Mohamed Salah, ikon pesepak bola muslim yang bersinar di Eropa
Pewarta: Raihan FadilahEditor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2024